Tugas
Minggu ke-1
Penalaran
Sub
Pokok :
1. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu (deduktif dan induktif).
Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh : -Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi -DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi.
Contoh : -Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan -Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan kesimpulan —>
Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
2. Proposisi
adalah
“pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai
nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q + S + K + P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
Contoh :
1. Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.
Jawaban :
1. Cari P (kata bendanya dulu) : Gedung MPR atau Jembatan Semanggi,
2. Pasang K (kopula) yang cocok : adalah
3. Bentuk S (subjek) yang relevan : (lihat contoh)
4. Cari bentuk Q – nya yang sesuai.
Benar :
Sebuah + gedung yang terletak 500 meter dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Salah
500 meter + dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
3. Inferensi
dan Inplikasi
Interferensi
Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi dalam bentuk kalimat
Interferensi dalam bidang ini jarang terjadi. Hal ini memang perlu dihindari karena pola struktur merupakan ciri utama kemandirian sesuatu bahasa. Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang besar sendiri di kampung itu, atau Makanan itu telah dimakan oleh saya, atau Hal itu saya telah katakan kepadamu kemarin. Bentuk tersebut merupakan bentuk interferensi karena sebenarnya ada padanan bentuk tersebut yang dianggap lebih gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali yang besar di kampung ini, Makanan itu telah saya makan, dan Hal itu telah saya katakan kepadamu kemarin.Terjadinya penyimpangan tersebut disebabkan karena ada padanan konteks dari bahasa donor, misalnya: Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing kampung iku, dan seterusnya
Interferensi Semantik
Berdasarkan bahasa resipien (penyerap) interferensi semantis dapat dibedakan menjadi,
Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi dalam bentuk kalimat
Interferensi dalam bidang ini jarang terjadi. Hal ini memang perlu dihindari karena pola struktur merupakan ciri utama kemandirian sesuatu bahasa. Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang besar sendiri di kampung itu, atau Makanan itu telah dimakan oleh saya, atau Hal itu saya telah katakan kepadamu kemarin. Bentuk tersebut merupakan bentuk interferensi karena sebenarnya ada padanan bentuk tersebut yang dianggap lebih gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali yang besar di kampung ini, Makanan itu telah saya makan, dan Hal itu telah saya katakan kepadamu kemarin.Terjadinya penyimpangan tersebut disebabkan karena ada padanan konteks dari bahasa donor, misalnya: Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing kampung iku, dan seterusnya
Interferensi Semantik
Berdasarkan bahasa resipien (penyerap) interferensi semantis dapat dibedakan menjadi,
- Jika interferensi terjadi karena bahasa resipien menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain, yang disebut sebagai perluasan (ekspansif). Contohnya kata demokrasi, politik, revolusi yang berasal dari bahasa Yunani-Latin.
- Yang perlu mendapat perhatian, interferensi harus dibedakan dengan alih kode dan campur kode. Alih kode menurut Chaer dan Agustina (1995:158) adalah peristiwa penggantian bahasa atau ragam bahasa oleh seorang penutur karena adanya sebab-sebab tertentu, dan dilakukan dengan sengaja. Sementara itu, campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Interferensi merupakan topik dalam sosiolinguistik yang terjadi sebagai akibat pemakaian dua bahasa atau lebih secara bergantian oleh seorang dwibahasawan, yaitu penutur yang mengenal lebih dari satu bahasa. Penyebab terjadinya interferensi adalah kemampuan penutur dalam menggunakan bahasa tertentu sehingga dipengaruhi oleh bahasa lain (Chaer,1995:158). Biasanya interferensi terjadi dalam penggunaan bahasa kedua, dan yang menginterferensi adalah bahasa pertama atau bahasa ibu
Implikasi
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat.
Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
4. Wujud
Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada,
semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud
yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud
dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu
sumber tertentu.
5. Cara menguji data
Cara Menguji Data
Data adalah
catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal
dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam
penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa
adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang
bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra
Menurut
berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut
kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang
berarti fakta
• Dari
sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu
(resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
•
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu
kejadian yang kita hadapi
Menurut
sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data
kualitatif
Data
kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang
dipelajari.
b. Data
kuantitatif
Data
kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang berubah – ubah atau bersifat
variabel.
Menurut
sumbernya
Menurut
sumbernya data dibagi menjadi:
a. Data
Intern
Data
intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu instansi (
lembaga/organisasi ).
Universitas
Sumatera Utara
b. Data
Ekstern
Data
ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi/ instansi
yang lain.
Data
ekstern dapat dibagi menjadi:
1. Data primer
Data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan
atau yang menggunaklan data tersebut. Data yang diperoleh seperti hasil
wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti. Dalam metode
pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri
penelitian/observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya dapat
berupa survey atau percobaan ( eksperimen ).
2. Data Sekunder
Data
sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh
peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses
lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian lembaga/instansi
seperti BPS, Mass Media, Lembaga Pemerintahan atau swasta dan sebagainya. Yang
menjadi perhatian dalam penggunaan data sekunder adlah sumber data, batasan
konsep yang digunakan, serta tingkat ketelitian dalam pengumpulan data.
Menurut
jenisnya
Menurut
jenisnya, data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Data
Kontinu
Data
kontinu merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran
b. Data
Diskrit
Data
diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
Metode
pengumpulan data
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah atau dianalisis
1. TES
Tes
merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka
dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain. Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan
instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari banyak butir tes
yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
2. ANGKET (kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung
dengan sudut pandang tertentu.
3.
INTERVIEW
Interview
sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan
dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali
informasi.
4.
OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan
adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman,
penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan
indra disebut pengamatan langsung.
Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan
menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan lain-lain.
5.
DOKUMENTASI
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua
barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ,
peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan,
peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar. instrumen
dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya
data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul
data. Setelah
instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji
coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner.
6.
Cara
Menguji Fakta
Cara menguji
fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
2. Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
7. Cara Menilai Autoritas
Cara menilai autoritas
a. Tidak
Mengandung Prasangka.
Tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu
autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya.
Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh
keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, penulis harus
memperhatikan apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia
berafiliasi dengan sebuah ideologi yang
menyebabkan selalu condong kepada ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi
autoritas maka pendapatnya dianggap suatu pendapat yang objektif.
b. Pengalaman
dan Pendidikan Autoritas
Dasar kedua
menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh
menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut
dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas,
penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan
memperkuat kedudukannya.
c. Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga
yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang
akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan
prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan
fakta yang menyakinkan.
d. Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat
adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk
memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah
diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu
memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Sumber
Contoh
soal pilihan ganda
1.
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera?
a. Observasi
empiric
b. Deduktif induktif
c. Proposisi
d. Metode berfikir
Jawab
. A
2.
Rumus
ketentuan proposisi adalah
a. Q + S + K + K
b. Q + S + P + K
c. S + Q + K + P
d. Q + S + K + P
Jawab
.D
3.
Data
dalah catatan atas kumpulan?
a.
Aktualitas
b.
Fakta
c.
Observasi
d.
Salah
semua
Jawab
.B
4. Data yang
dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari disebut?
a. Data kulitatif
b. Data kuantitatif
c. Database
d. Data file
Jawab .A
5.
Penalaran
induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum. Hal ini diungkapkan oleh?
a.
Suriasumantri,
1985:46
b.
Smart,1972:64
c.
Suwito,1985:55
d.
Chaer,1995:158
Jawab
. B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar